Maryam Masud Laam | Hafidzah Yang Menginspirasi Banyak Anak Kecil


Beberapa hari yang lalu aku berniat mencari video Surah Al-Munafiqun oleh Mishary Rashid. Ketika menggeser scroll-bar ke bawah, ada satu judul video yang menarik perhatian.

"Young Talent Maryam Masud Recites Surah Al-Munafiqun"

Videonya diupload 7 tahun yang lalu (2015). Yaitu seorang gadis kecil yang sedang membaca Surah Al-Munafiqun. Melihat judul dan thumbnailnya membuat penasaran. Sontak, aku klik saja untuk menontonnya.

Ini videonya.


Saat memutar videonya, aku merasa takjub. Masha Allah, anak sekecil itu bisa melantunkan bacaan Al-Qur'an dengan tartil.

Ditambah lagi setelah membaca surah tersebut, anak itu bisa menafsirkan isi kandungan di dalamnya. Ia juga pandai menjelaskan kalau ciri-ciri orang munafik itu ada 3, yaitu:
  1. Ketika berkata ia berbohong. 
  2. Ketika berjanji ia mengingkari. 
  3. Ketika dipercaya ia berkhianat. 
"Masha Allah, cerdas sekali anak ini." ucapku saat menoton videonya.

Satu hal lagi yang menjadi kejutan, ternyata irama bacaan Maryam persis sekali dengan yang dilantunkan Syeikh Mishary Rashid Alafasy saat membaca Al-Qur'an. Wow.

Usut punya usut nih, setelah menonton video tersebut. Aku semakin penasaran, 

"Siapa anak kecil di balik Maryam Masud Laam?"

Mulailah aku mencari biodatanya di Google. Dari beberapa sumber di Internet, kemudian menemukan banyak informasi tentangnya.

Biografi Maryam Masud


Gadis kecil itu bernama lengkap Maryam Masud Laam. Ia bertempat tinggal di New Jersey (USA). Saat ini ia masih duduk di kelas 6 SD.

Ia memiliki kakak bernama Mayeesa Masud Meem. dan Adiknya yang masih kecil bernama Fatima Masud Alif.

Foto 3 bersaudara (Maryam, Fatima, Mayeesa)
Sumber : Facebook

Biografi Maryam Masud

Bersama ibunya, Maryam mulai menghafal sejak usia 2 tahun. Di usia 9 tahun ia sudah berhasil menghafal 30 Juz Al-Qur'an.

Di usianya yang masih sangat muda, saat kebanyakan anak lain belum mengerti tentang Islam. Maryam sudah bisa memahami arti dan 5 rukun Islam. Dia juga tahu apa tujuan hidup manusia di dunia.

Pada tahun 2013 dan 2014, Maryam berhasil meraih prestasi sebagai pemenang "Helping Hand Quranic Championship" dan beberapa prestasi penting lainnnya.

Maryam berharap agar kelak ia bisa menjadi Sarjana Islam dan berdakwah untuk menyebarkan ajaran agama Islam ke banyak orang.

Di balik kiprahnya sebagai hafidzah, Maryam juga didukung seorang ayah yang menginspirasinya untuk terus menghafal Al-Qur'an

Ayahnya adalah seorang Software Engineer. Suatu saat nanti, ia pun juga bercita-cita menjadi seperti ayahnya.

Qur'an With Maryam


Saking keponya pada gadis kecil itu. Aku memutuskan untuk menelusuri informasi lebih lanjut tentang Maryam Masud.

Hmm, sejak kecil tampaknya Maryam sudah beberapa kali muncul di Channel YouTube-nya. Banyak sekali video yang memuat kebersamaan ia dengan adiknya, Fatima.

Maryam juga punya program bernama #Qur'anWithMaryam di channelnya.

Ia sering mengunggah video bersama Fatima saat sedang belajar tentang sejarah Islam, menerangkan hukum bacaan tajwid, membaca Al-Qur'an, dan berbagi aktivitas kesehariann lainnya.

Melalui media berbagi video di YouTube, Ia berharap bisa menginspirasi banyak anak kecil di seluruh dunia untuk menghafalkan Al-Qur'an.


Peran Orang Tua Maryam


Membaca kisah perjalanan Maryam, mengajarkan kita tentang pentingnya peran orang tua dalam medidik anak menjadi seorang Hafidz Qur'an.

Selain ada kemauan kuat pada anak, orang tua harus selalu berada di belakang untuk terus mendukung anak mewujudkan mimpinya.

Maryam beruntung memiliki orang tua yang menginspirasinya untuk terus menjaga firman-firman Allah. May Allah SWT always bless you, Maryam!

***

Hikmah :


Orang tua memiliki andil yang cukup besar dalam mengarahkan putra-putrinya. Ia ibarat nahkoda pada suatu kapal di samudra.

Dari kisah Maryam Masud Laam kita belajar bahwa orang tua mampu memberi pengaruh yang cukup besar pada anaknya. Mereka adalah guru pertama dari semua guru.

Alangkah baiknya, jika para orang tua di luar sana juga punya visi yang besar dalam mendidik anak. Yaitu mencetak putra-putrinya menjadi generasi yang Qur'ani. Hafidz Qur'an.

Karena suatu saat nanti, merekalah yang akan memberi gelar penghormatan kepada orang tuanya di surga. Yaitu jubah dan mahkota kehormatan di kepala. Insha Allah.
Menulis adalah cara paling mudah untuk mengabadikan ingatan.

Post a Comment

Berkomentarlah yang sopan dan relevan dengan isi tulisan! Terima kasih 💕
© YULIANTO. All rights reserved. Developed by Jago Desain